Islami

Keutamaan Ibadah Umroh & Makah Madinah

Ihsan Firdaus

05 May 2023

725 Viewed

Bismillah, Artikel ini adalah kumpulan keutamaan ibadah Umroh, saya coba kumpulkan juga keutaman ibadah selama umroh, termasuk keutamaan makah, madinah, keutaman masjidil haram, keutamaan masjid nabawi, dan banyak keutamaan tempat yang biasanya didatangi (di ziarahi) ketika melaksanakan ibadah umroh.

 

 

 

KEUTAMAAN IBADAH UMRAH

 

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

 

“Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349).

 

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

 

“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” (Muttafaqun ‘alaih).

 

KEUTAMAAN SAFAR (BERPERJALANAN) KE MAAKKAH DAN MADINAH

 

Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ – صلى الله عليه وسلم – وَمَسْجِدِ الأَقْصَى

 

“Tidaklah pelana itu diikat –yaitu tidak boleh bersengaja melakukan perjalanan (dalam rangka ibadah ke suatu tempat)- kecuali ke tiga masjid: masjidil haram, masjid Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan masjidil aqsho” (HR. Bukhari 1189 dan Muslim no. 1397).

 

KEUATAMAAN IBADAH DI DALAM MASJIDIL HARAM DAN MASJID NABAWI

 

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

 

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 (Seribu) Sholat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 (seratus ribu) shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad, 3:343 dan Ibnu Majah,no. 1406).

 

KEUTAMAAN KOTA SUCI MAKKAH

 

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ

 

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS. Ali Imran: 96).

 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari penaklukan kota Mekkah :

 

إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

 

“Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat “ (HR al Bukhari, no. 3189; Muslim, 9/128, no. 3289)

 

Makkah di doakan nabi Ibrahim dengan doa Terbaik :

 

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آَمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آَمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

 

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali“.” (QS. Al Baqarah: 126).

 

KEUTAMAAN KOTA MADINAH

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَاءِ الْمَدِينَةِ وَشِدَّتِهَا أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ شَهِيدًا

 

“Tidaklah seseorang dari umatku sabar terhadap cobaan Madinah dan kerasnya (kesusahannya), kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim).

 

إنها طيبةٌ تَنْفِي الذُّنوبَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خبث الفِضَّة

 

“Sesungguhnya Madinah adalah Toibah, ia menghilangkan dosa-dosa sebagaimana api yang menghilangkan kotoran-kotoran perak” (HR Al-Bukhari).

 

Madinah di doakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا

 

Ya Allâh! Berilah kepada kami keberkahan pada buah-buahan kami, kota Madinah kami! Limpahkanlah keberkahan untuk kami pada setiap sha’ dan mud yang kami dapatkan. [HR. Muslim]

 

KEUTAMAAN HAJAR ASWAD

 

Ibnu Khuzaimah meriwayatkan (4/221) dari Ibnu ‘Abbas dari Nabi , beliau bersabda,

إِنَّ لِهَذَا الْحَجَرِ لِسَاناً وَشَفَتَيْنِ يَشْهَدُ لِمَنْ اِسْتَلَمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَقٍّ

“Sungguh, Hajar Aswad ini mempunyai lisan dan dua bibir yang akan menjadi saksi bagi mereka yang menyentuhnya dengan benar pada hari kiamat.”

 

Umar bin Khattab pernah berkata,

 

إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

 

“Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” (HR. Muslim no. 1270).

 

KEUTAMAAN MULTAZAM

 

Hadist riwayat Abdullah Bin Abbas, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

 “Multazam adalah tempat dikabulkan do’a. Tak ada satu pun do’a seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan (HR. Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad Jilid V, hal. 347).

 

Berdoa di multazam dianjurkan dengan cara menempelkan kedua telapak tangan, kedua siku, dada, dan pipi. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dari Amr bin Suaib dari ayahandanya.

 

عَنْ عَمْرِ بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ طُفْتُ مَعَ عَبْدِ الله ِ فَلَمَّا جِئْنَا دُبَرَ الْكَعْبَةِ قُلْتُ أَلاَ تَتَعَوَّذُ. قَالَ نَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ. ثُمَّ مَضَى حَتَى اسْتَلَمَ الْحَجَرَ وَأَقَامَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْبَابِ فَوَضَعَ صَدْرَهُ وَوَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ وَكَفَّيْهِ هَكَذَا وَبَسَطَهُماَ بَسْطًا ثُمَّ قَالَ هَكَذَا رَآَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ .صلى الله عليه وسلم يَفْعَلُهُ

 

Diriwayatkan dari Amr bin Suaib dari ayahandanya, Beliau mengatakan, Aku sedang berthawaf bersama Abdullah (Abdullah bin Umar). Ketika kami berada dibelakang Baitullah, akan bertanya, “tidakah kamu memohon perlindungan?”Abdullah pun mengucapkan “Kami berlindung kepada Allah dari panasnya siksaan api neraka.”setelah selesai, Abdullah menyalami al-Hajar (Hajar Aswad) dan berdiri antara Hajar aswad dan pintu Ka’bah, lalu merapatkan dada, muka, kedua siku, dan kedua telapak tangan nya, “seperti inilah aku melihat Rasulullah SAW melakukannya.” (HR Ibnu Majjah)

 

KEUTAMAAN HIJIR ISMAIL

 

Yazid bin Ruman dari Irwah dari Aisyah berkata:

 

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا: يَا عَائِشَةَ لَوْلَا أَنَّ قَوْمَكَ حَدِيْثُ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ لَأَمَرْتُ بِالبَيْتِ فَهَدَمَ فَأَدْخَلْتُ فِيْهِ مَا أُخْرِجَ مِنْهُ

 

Artinya:

 

“Bahwa Nabi SAW berkata kepada Aisyah: “Hai Aisyah, kalaulah seandainya tidak karena kaummu terlalu dekat dengan zaman Jahiilyah, maka aku akan menyuruh mereka memugar Ka’bah kemudian aku masukkan apa yang pernah mereka keluarkan (Hijr Ismail)”.

 

عَنْ عاَئِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كُنْتُ أُحِبُّ أَنْ أَدْخُلَ الكَعْبَةَ فَأُصَلِّي فِيْهَا، فَأَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِى وَأَدْخَلَنِى الحَجَرَ وَقَالَ لِى: صَلِّى فِى الحَجَرِ إِذَا أَرَدْتِ دُخُوْلَ البَيْتَ فَإِنَّمَا هِىَ قِطْعَةٌ مِنَ البَيْتِ وَلَكِنْ قَوْمَ اسْتَقْصَرُوْا حِيْنَ بَنَوْا الكَعْبَةَ فَأَخْرَجَ مِنَ البَيْتِ

 

Artinya:

 

“Aisyah Radiallahu’anhu berkata: “Aku lebih suka masuk ke dalam Ka’bah dan shalat di dalamnya. Akan tetapi Rasulullah SAW memegang tanganku dan membawaku masuk ke Hijr Ismail lalu beliau berkata kepadaku: ‘Shalatlah di Hijr Ismail jika engkau ingin masuk ke Baitullah karena Hijr itu merupakan bagian daripadanya, tetapi kaummu kekurangan biaya ketika mendirikan Ka’bah. Maka Hijr itu dikeluarkan dari Baitullah.” ( Hadist riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasai, dan Tirmidzi).

 

Pendapat Asysyaikh Bin Baz :

 

Melaksanakan shalat di Hijr Ismail adalah mustahab (sunnah), karena tempat itu merupakan bagian dari Ka’bah, dan ada riwayat shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Bahwa beliau memasuki Ka’bah pada hari penaklukan kota Makkah dan mengerjakan shalat dua rakaat di tempat itu.” Muttafaqun ‘alaih dari shahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Bilal radhiyallahu ‘anhu.

 

Juga telah tsabit dari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau berkata kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika dia akan masuk ke Ka’bah:

 

“Shalatlah kamu di Al-Hijr, karena tempat itu bagian Ka’bah.”

 

KEUTAMAAN MAQOM IBRAHIM

 

Ibnu Katsir menyebutkan pendapat Mujahid bahwa maqam Ibrahim adalah tanda bekas telapak kaki nabi Ibrahim, beliau berkata,

 

وقال مجاهد : أثر قدميه في المقام آية بينة

 

“Bekas kedua telapak kaki Ibrahim pada maqam merupakan tanda-tanda yang nyata.” [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Allah Ta’ala menyebutkan maqam Ibrahim dan menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat salat. Allah Ta’ala berfirman,

 

ﻭَﺍﺗَّﺨِﺬُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﻣَﻘَﺎﻡِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻣُﺼَﻠًّﻰ

 

“Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. [QS. al-Baqarah: 125]

 

Allah Ta’ala menyebutkan terdapat tanda-tanda nyata pada maqam Ibrahim, Allah Ta’ala berfirman,

 

ﻓِﻴﻪِ ﺁَﻳَﺎﺕٌ ﺑَﻴِّﻨَﺎﺕٌ ﻣَﻘَﺎﻡُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻭَﻣَﻦْ ﺩَﺧَﻠَﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺁَﻣِﻨًﺎ

 

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) maka dia aman. [QS. Ali Imran: 96-97]

 

KEUTAMAAN AIR ZAMZAM

 

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

مَاءُ زَمْزَمَ، لِمَا شُرِبَ لَهُ

 

“Air zamzam itu sesuai dengan niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah no. 3062)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut air zam-zam,

 

إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ

 

“Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang diberkahi, air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan.” (HR. Muslim).

 

KEUTAMAAN BUKIT SHOFA DAN MARWAH

 

إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا – البقرة ﴿١٥٨﴾ 

 

Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya“ – (Qs al-Bakarah ayat: 158).

 

KEUTAMAAN RAUDAH

 

Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, 

 

مَا بَيْنَ بَيْتِى وَمِنْبَرِى رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ   (رواه البخاري، رقم 1196 ومسلم، رقم 1391

 

"Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman surga." (HR. Bukhari, no. 1196 dan Muslim, no. 1391).

 

KEUTAMAAN RUKUN YAMANI

 

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhum, ia berkata,

 

لَمْ أَرَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَسْتَلِمُ مِنَ الْبَيْتِ إِلاَّ الرُّكْنَيْنِ الْيَمَانِيَيْنِ . 

 

” Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh sesuatu dari Ka’bah kecuali dua rukun Yamani (yaitu Hajar Aswad dan Rukun Yamani) “. (HR. Bukhari no. 1609 dan Muslim no. 1267).

 

Di kumpulkan dari berbagi sumber shahih, insya Allah bermanfaat bagi Anda yang hendak melaksanakan dan ingin melaksanakan ibadah umroh. semoga bermanfaat dan silakan di share

 

Ihsan Firdaus

Share On :